Pengasas rangkaian sosial popular Facebook, Mark Zuckerberg, menyempatkan diri blusukan di perkampungan kecil di kawasan kampung Taman Kelurahan Patehan Kecamatan Keraton Yogyakarta, Ahad petang, 12 Oktober 2014.
Zuckerberg datang ke kampung berjuluk Kampung Cyber di RT 36 RW 9 itu kira-kira pukul 15.00-15.30 WIB. Ia ditemani tak kurang sepuluh bodyguard dan pemandu.
Berseluar pendek selutut, kaus oblong, dan kasut, lelaki yang masuk jajaran orang terkaya dunia itu mengaku ingin melihat langsung aktiviti warga tempatan yang menggunakan Facebook sehari-hari untuk memasarkan 'agenda kampung tersebut.
Lee Sasongko, 35 tahun, perintis Kampung Cyber Taman, sempat diajak bicara empat mata oleh Zuckerberg. Ia mengatakan bos Facebook itu lebih banyak bertanya daripada bicara atau mengulas. Mereka berdua bersembang di tengah jalan kampung sepi, dan pengawal Zuckerberg terus berjaga menjangka jika ada awak media datang.
"Dia merunut, sejak kapan kampung ini menggunakan Facebook untuk sosialisasi dan komunikasi antar warga, mengapa, bagaimana," kata alumnus Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu.
Zuckerberg sempat terkejut manakala mengetahui jika di kampung didiami 40 keluarga itu, sudah bersama-sama menggunakan Facebook secara mandiri sejak tahun 2008.
Sasongko menjelaskan, meski tanpa bantuan dana kerajaan atau swasta pada umumnya, seluruh warga mau bersepakat menggunakan media sosial itu guna pelbagai keperluan kampung melalui sebuah kumpulan akaun Facebook. Profesi warga yang sebahagian besar di sektor informal tak menjadi halangan belajar celik internet.
Mulai dari sosialisasi mesyuarat mingguan kampung, promosi usaha warga, sehingga berita kelahiran dan kematian dan isu terhangat kampung itu.
Zuckerberg datang ke kampung berjuluk Kampung Cyber di RT 36 RW 9 itu kira-kira pukul 15.00-15.30 WIB. Ia ditemani tak kurang sepuluh bodyguard dan pemandu.
Berseluar pendek selutut, kaus oblong, dan kasut, lelaki yang masuk jajaran orang terkaya dunia itu mengaku ingin melihat langsung aktiviti warga tempatan yang menggunakan Facebook sehari-hari untuk memasarkan 'agenda kampung tersebut.
Lee Sasongko, 35 tahun, perintis Kampung Cyber Taman, sempat diajak bicara empat mata oleh Zuckerberg. Ia mengatakan bos Facebook itu lebih banyak bertanya daripada bicara atau mengulas. Mereka berdua bersembang di tengah jalan kampung sepi, dan pengawal Zuckerberg terus berjaga menjangka jika ada awak media datang.
"Dia merunut, sejak kapan kampung ini menggunakan Facebook untuk sosialisasi dan komunikasi antar warga, mengapa, bagaimana," kata alumnus Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu.
Zuckerberg sempat terkejut manakala mengetahui jika di kampung didiami 40 keluarga itu, sudah bersama-sama menggunakan Facebook secara mandiri sejak tahun 2008.
Sasongko menjelaskan, meski tanpa bantuan dana kerajaan atau swasta pada umumnya, seluruh warga mau bersepakat menggunakan media sosial itu guna pelbagai keperluan kampung melalui sebuah kumpulan akaun Facebook. Profesi warga yang sebahagian besar di sektor informal tak menjadi halangan belajar celik internet.
Mulai dari sosialisasi mesyuarat mingguan kampung, promosi usaha warga, sehingga berita kelahiran dan kematian dan isu terhangat kampung itu.
0 komentar:
Posting Komentar